Filsafat dapat dikatakan merupakan ilmu tua atau
dilakukan oleh orang-orang tua. Meski begitu filsafat erat kaitannya dengan
ruang dan waktu, karena itu filsafat bagi orang awam dan orang keilmuan
memiliki pandangan yang berbeda. Filsafat menyangkut semua hal yang umum dan
juga memiliki hukum sebab akibat. Filsafat bersifat lembut, lebih lembut dari
udara dan lebih halus dari air. Dari sifatnya yang lembut filsafat juga
berkaitan dengan spiritual. Dalam filsafat hal yang dijadikan refleksi atau
dipelajari berupa suatu kajian dari kehidupan sehari-hari. Manusia memiliki
pikiran terbatas sehingga mereka tidak dapat dan tidak perlu berpikir terlalu
tinggi dimana pemikiran tersebut tidak diperlukan. Pemikiran manusia yang
terbatas tersebut tidak mungkin dapat mengungkap misteri-misteri yang
sesungguhnya. Belajar filsafat dapat dipandang dari segi manapun, dapat
diletakkan di depan aspek kehidupan. Filsafat adalah mempelajari apa yang ada
dan mungkin ada, jadi filsafat dapat dipelajari dari berbagai aspek.
Menjalankan kehidupan yang seimbang merupakan hal
sulit karena kebutuhan manusia yang banyak. Meskipun begitu semua yang ada di
dunia ini selalu memiliki keseimbangan. Dunia ini terbagi menjadi dunia yang
besar dan dunia yang kecil, dunia kecil tersebut merupakan diri kita sendiri.
Filsafat itu baik dan benarnya mengacu dari baik dan benarnya dalam spiritual.
Hati merupakan kebenaran kebenaran absolute dan pikiran merupakan kebenaran
konsistensi. Penggambaran yang tidak nyata merupakan hal yang tidak benar
secara korespondensi. Filsafat merupakan olah pikir, jadi dalam kegiatan
sehari-hari olah pikir tersebut dilakukan. Jangan hanya berbicara tanpa
melakukannya, inti dari filsafat tidak perlu melakukan hal berdasarkan ucapan
tetapi lakukan apa yang sebaiknya dilakukan. Cara berpikir orang tidak akan
pernah mencapai puncak jika mereka belum mencapai intensif dan ekstensif.
Intensif merupakan hal yang tidak dapat dibantah dan masih dalam lingkup
pikiran manusia. Hal yang tidak dapat terbantah berarti belum mencapai
puncaknya, sehingga dikatakan pikiran belum mencapai puncaknya.
Setiap penyakit manusia selalu ada obatnya atau
selalu ada solusinya. Begitu halnya dengan penyakit apapun di dunia ini misal
penyakit hati juga memiliki obat atau solusi yaitu dengan berdoa, sedangkan
penyakit filsafat obatnya dengan mempelajari yang ada dan mungkin ada.
Refleksif merupakan metode berpikir filsafat, berpikir ilmiah juga merupakan
berpikir filsafat. Kita hidup bermakna dengan berikhtiar, berinteraksi antar
manusia unutk betukar pengalaman dan membentuk pola pikir kita. Bagi
orang-orang matematika murni belajar tanpa pengalaman sudah dilakukan setiap
mempelajari ilmunya. Sebagian besar orang masih sulit untuk berpikir
berdasarkan pengalaman mereka. Kita tidak dapat menyilmpulkan apa yang kita
rasakan jika kita belum mengalaminya. Kejadian yang akan datang kita tidak akan
tahu, jadi kita tidak dapat menyimpulkan akhir dari kegiatan yang kita lakukan
sehari-hari jika kita belum selesai sampai jangka waktu kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar